artikel ini terdapat di http://egg-animation.blogspot.com
Di musim penghujan ini berbagai sudut jalan Kota-kota di Indonesia selalu di genangi banjir, terutama Kota Bandung. Setiap musim penghujan selalu saja banjir, dan malah Jalanan di pusat kota pun ikut-ikutan banjir.
Kita sering mendengar kata banjir "Cileuncang" dalam setiap berita/cerita untuk mengistilahkan banjir yang terjadi dijalanan. Banjir cileuncang sendiri adalah istilah bahasa Sunda untuk menggambarkan terjadinya genangan air di suatu tempat akibat tidak lancarnya pembuangan atau aliran air tersebut. Arti cileuncang, menurut Kamus Lengkap Bahasa Sunda Indonesia (Budi Rahayu Tamsyah: 2003, Pustaka Setia), adalah "air hujan yang tidak terserap tanah kemudian menggenang. Genangan adalah airyangterkumpul di suatu tempat dan tidak mengalir karena elevasinya lebih rendah dari sekitarnya".
Jika banjir cileuncang terjadi di jalan, maka kemacetan lalu lintas sering tak terhindarkan. Banyak kendaraan bermotor yang mogok karena tak sanggup menembus genangan air. Jika banjir cileuncang terjadi di pemukiman, maka banyak rumah-rumah yang terendam. Harta benda banyak yang rusak dan masyarakat pun banyak yang sakit karena buruknya kualitas kesehatan lingkungan. Penyebab banjir cileuncang yang terjadi di Kota Bandung belakangan ini terdiri atas kombinasi berbagai faktor. Misalnya curah hujan yang tinggi, pengurangan daya tampung aliran air, kapasitas saluran air yang tidak memadai, penyumbatan aliran air oleh sampah dan sistem drainase perkotaan yang buruk. Prinsip kerja sistem drainase perkotaan ini adalah mengalirkan air di permukaan tanah secepatnya agar tidak menimbulkan genangan air yang bisa mengganggu aktivitas kehidupan masyarakat yang tinggal di perkotaan. Jika sampai terjadi genangan air hingga membesar menjadi banjir, maka tentu saja dapat menimbulkan kerugian sosial, ekonomi dan kesehatan lingkungan.
Secara umum, drainase mempunyai berbagai macam fungsi, yaitu: 1) Menghindarkan suatu wilayah terutama yang padat pemukiman penduduk dari genangan air dan banjir, 2) Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan sehingga memperkecil timbulnya penyakit-penyakit seperti malaria, diare dan lain-lain, 3) Menghindarkan tanah basah dan lembap, dan 4) Memperkecil risiko kerusakan stuktur tanah sehingga tidak mengganggu konstruksi bangunan atau jalan di perkotaan.
Upaya mengoptimalkan fungsi drainase di wilayah perkotaan sering terkendala faktor padatnya lahan perkotaan dengan permukiman penduduk dan bangunan lainnya. Hal ini berimbas pada terbatasnya ketersediaan lahan untuk pengembangan sistem drainase perkotaan. Selain itu, sering juga dijumpai masalah tertutupnya saluran drainase oleh sebuah bangunan sehingga saat pemeliharaan dengan pengerukan sulit dilakukan. Akibatnya, saluran drainase hanya sebagian saja yang bisa dinormalisasi fungsinya.
Saluran drainase pun sering tak berfungsi karena aliran air tersumbat oleh sampah yang menumpuk. Perilaku membuang sampah sembarangan ini berujung pada tingginya pemeliharan saluran drainase karena harus selalu rutin dibersihkan dan dirawat agar tidak rusak. Sedang kondisi yang lebih parah adalah tidak terintegrasinya pembangunan sistem drainase dan sistem infrastruktur lainnya seperti pembangunan jalan, jaringan pipa PDAM dan jaringan kabel telepon bawah tanah.
Kapan masalah banjir ini dapat teratasi??...
sumber : pikiran-rakyat, AMPL souce
0 komentar:
Posting Komentar