artikel ini terdapat di http://egg-animation.blogspot.com
apa pendapat anda apabila Padang Pasir seperti ini :
menjadi padang rumput seperti ini :
dikutip dari vivanews.com
VIVAnews -- Selama berabad-abad, masyarakat yang hidup di Timur Tengah bermimpi untuk mengubah padang pasir yang panas dan tandus menjadi lahan pertanian, dengan air yang mengalir deras dari kran.
Kini, mimpi itu makin dekat pada kenyataan, setelah para ilmuwan yang dipekerjakan pimpinan Abu Dhabi mengklaim telah menghasilkan serangkaian hujan di lahan panas.
Ilmuwan mengklaim telah menurunkan hujan di Al Ain, di Timur Abu Dhabi, menggunakan teknologi yang didesain mengontrol cuaca. Saat cuaca cerah dan tak berawan, apalagi hujan, di wilayah Al Ain, dengan alat ini, justru bisa turun hujan. Bahkan, bisa turun hujan sampai 52 kali!
Kebanyakan hujan dihasilkan di puncak musim panas, Juli dan Agustus. Para ilmuwan bekerja secara rahasia atas perintah presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan.
Mereka menggunakan ioniser raksasa, rangka baja yang bentuknya seperti penutup lampu -- untuk menghasilkan partikel negatif.
Alat ini akan mendorong terbentuknya formasi awan -- yang diharapkan akan memicu turunnya hujan.
Dalam sebuah video rahasia, pendiri perusahaan Swis yang bertanggung jawab dalam proyek ini, Metro Systems International, mengklaim telah sukses.
"Kami telah berhasil menurunkan hujan," kata Helmut Fluhrer, seperti dimuat Daily Mail.
Seperti diberitakan Sunday Times, ini adalah kali pertamanya, sebuah sistem mampu menciptakan hujan di langit yang cerah.
Di masa lalu, China dan beberapa negara lainnya menggunakan bahan kimia untuk menyemai awan -- baik untuk merangsang turunnya hujan maupun menghentikan tumpahan air dari langit.
Juni lalu, Metro System membangun lima ioniser atau peng-ion dengan 20 pengemisi yang bisa menciptakan triliunan ion pembentuk awan ke atmosfer.
Proyek ini dimonitor oleh Max Planck Institute for Meteorology, satu dari pusat fisika atmosfer utama dunia.
Beberapa ilmuwan ragu dengan hasil mencengangkan proyek Abu Dhabi, apalagi negara itu berada di pesisir yang kemungkinan kecil bisa mengalami curah hujan di musim panas -- yang dipicu naiknya uap dari laut yang panas -- sebelum akhirnya menjadi hujan.
Namun, penelitian mengungkapkan, turunnya hujan di wilayah itu bisa terjadi setelah mesin peng-ion dinyalakan.
Professor Peter Wilderer dari University of Munich mengaku menjadi saksi keajaiban proyek ini. "Kita makin mendekat ke sebuah titik, di mana kita bisa meningkatkan ketersediaan air bersih menghadapi perubahan global yang dramatis," kata dia. (hs)
Sebetulnya tidak ada yang mencengangkan mengenai berita teknologi pengendali cuaca, karena saya pun telah membahas mengenai teknologi HAARP (pengendali cuaca) milik Amerika Serikat (artikelnya ada disini). Tapi bisa kita bayangkan Allah S.W.T telah menciptakan Bumi ini dengan segala kesempurnaan dan keseimbangannya. Kalaupun di daerah Jazirah Arab sana yang tandus dan banyak gurun, pasti itu semua dibuat karena ada manfaat dan maksud dari keseimbangan dunia ini. Kalaupun cuaca ekstrim dan ketidak pastian iklim yang melanda dunia saat ini, itu semua diakibatkan oleh kelakukan manusia itu sendiri. Coba kita bayangkan, manusialah yang membuat kerusakan ekosistem alam, manusia yang membuat polusi, manusia lah yang membuat kerusakan seluruh keseimbangan alam.
Teknologi ini mungkin sangat bermanfaat untuk kondisi-kondisi tertentu, tapi apakah kita pernah berpikir mengenai dampak dan efeknya terhadap keseimbangan alam. Ketika satu sisi dunia mengalami perubahan dipastikan dunia lainnya pun akan mengalami perubahan karena keseimbangan alam ini merupakan suatu kesatuan dan kesinambungan dari alam semesta.
Dan yang patut dicatat segala aktivitas yang berkaitan dengan bahan kimiawi merupakan suatu hal yang tidak baik. Karena proses kimiawi hanya menambah dan membuat proses-proses lainnya yang pada akhirnya dapat menimbulkan efek negatif bagi kehidupan manusia. Seperti halnya kita sering meminum obat kimia, bisa dipastikan lambung kita akan sakit dan akan mengakibatkan efek sakit itu berpindah pada organ-organ lain akibat bahan-bahan kimiawi.
Walaupun sebetulnya negara kita pun sudah memakainya seperti adanya hujan buatan untuk daerah-daerah kering tetapi sifatnya berdasarkan situasi dan kondisi tertentu dan tidak sampai mengubah iklim dan cuaca seperti mengubah gurun pasir menjadi padang rumput dan malah mengubah iklim dunia pada akhirnya.
0 komentar:
Posting Komentar