artikel ini terdapat di http://egg-animation.blogspot.com
Pemberitaan mengenai Revolusi negara Tunisia memang tidak santer terdengar di Indonesia, tetapi Revolusi Mesir menjadi pembicaraan hangat di seluruh dunia padahal Revolusi Mesir terinspirasi dari Revolusi di Tunisia. Penduduk di beberapa Negara Arab merasa senasib sepenanggungan dengan rakyat Tunisia. Mereka sama-sama kecewa dengan pemerintahnya dan berniat menggalang revolusi massal.
Apa itu Revolusi?
Menurut Wikipedia Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat —seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan— yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun.
Revolusi yang saya pahami adalah mengubah seluruh dasar-dasar pokok kehidupan bernegara, mulai dari sistem pemerintahan, politik, sosial, ekonomi dan yang pasti dasar negara. Indonesia pernah dilanda revolusi ketika melepaskan diri dari penjajahan Belanda. Ketika itu seluruh sistem pemerintahan masih mengacu pada negara Jajahan yaitu Belanda dan Jepang, tetapi karena Revolusi maka sistem kenegaraan kita berdasarkan UUD dan Pancasila. Bapak Revolusi Indonesia sendiri yaitu Presiden Pertama kita Bpk. Ir. Soekarno.
Menurut pandangan awam saya Reformasi berbeda dengan Revolusi, perbedaan mendasar yaitu perubahan yang dilakukan. Reformasi hanya mengubah beberapa sistem kenegaraan dan kepemerintahan tanpa mengubah dasar dan pokok-pokok didalamnya. Contoh lainnya yaitu revolusi di Iran, ketika kaum Islam menguasai pemerintahan. Mereka mengubah segala aspek kenegaraan dan kehidupan bermasyarakat dengan berlandaskan Islam. Begitu juga Revolusi di Prancis, mengubah kediktatoran dan monarki menjadi demokrasi.
Menurut saya pribadi perbaikan suatu bangsa harusnya dilakukan secara menyeluruh (revolusi), karena reformasi yang ada di Indonesia merupakan pergerakan setengah hati yang mengakibatkan masih banyak penyelewengan2 di negara ini.
Revolusi yang menjalar di Negara-negara Arab
Revolusi yang diawali dari Tunisia kini menjalar ke negara-negara Arab lainnya, seperti Mesir, Aljazair, Libya, Yaman dan Jordania serta ada ketakutan juga di Negara Maroko serta Saudi Arabia.
Gerakan revolusi di Tunisia nampaknya sudah menjadi virus yang menyebar cepat ke sejumlah negara Arab. Beberapa negara bagian Arab dilaporkan mulai diguncang aksi unjuk rasa menentang pemerintahan sah negaranya masing-masing. Misalnya di ibukota Yordania, Amman. Sejumlah massa kelompok oposisi berorasi sambil berpidato di depan para peserta aksi demo. Mereka berteriak lantang, merasakan penderitaan yang sama dengan warga Tunisia. Sementara di Yaman, kelompok-kelompok mahasiswa turun ke jalan di ibukota negara, Sanaa sambil menyerukan revolusi terhadap para pemimpin Arab yang penuh “tipu daya”. Sedangkan di Aljazair, seorang pria meninggal dunia setelah nekat membakar diri sebagai bentuk protes atas kenaikan harga pangan dan langkanya pekerjaan. Permasalahan dan aksi unjuk rasa seperti ini merupakan hal yang sama sebelum kerusuhan dan penggulingan pemerintahan di Tunisia
Masih di Aljazair, tiga warga dilaporkan juga membakar diri dan diberitakan sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Di Yaman, ribuan warga turun ke jalan kota Sanaa Kamis (28/1) menuntut perubahan pemerintah, mereka terinspirasi oleh kerusuhan yang telah menggulingkan pemimpin Tunisia dan menyebar ke Mesir pekan ini.
Saksi mata mengatakan diperkirakan sekitar 16.000 warga Yaman turun ke jalan dalam empat bagian. Ini merupakan demo terbesar sejak gelombang unjuk rasa mengguncang Yaman pekan lalu. Demonstran bersumpah untuk meningkatkan kerusuhan kecuali tuntutan mereka dipenuhi.
"Masyarakat menginginkan perubahan," teriak pengunjuk rasa, sambil membawa poster yang juga menuntut perbaikan kondisi kehidupan di Yaman, negara termiskin di dunia Arab.
Presiden Ali Abdullah Saleh, sekutu utama Amerika Serikat dalam perang melawan sayap al Qaidah yang berbasis di Yaman, telah memerintah negara Jazirah Arab itu selama lebih dari 30 tahun.
Jika partai (yang berkuasa) tidak menanggapi tuntutan itu, mahasiswa dan rakyat mengancam, mau meningkatkan aksi ini sampai presiden jatuh, seperti yang terjadi di Tunisia. Sebelumnya, sekitar 200 wartawan, Minggu (23/1) berdemonstrasi di ibu kota Yaman, Sanaa, menuntut pembebasan aktivis gerakan prorevolusi Tunisia sekaligus aktivis kebebasan pers...
Di Aljazair, Rezim Bouteflika, menurut Foreign Policy, telah menjabat sebagai Presiden Aljazair sejak 1999. Pada 2009, ia mengubah konstitusi sehingga dapat mempertahankan jabatannya untuk periode ketiga. Partai-partai oposisi Aljazair memboikot pemilu tersebut, dan kini ia terancam digilias demokrasi.
Kini di Aljazair semua dapat menyaksikan aksi demonstrasi luas sama dengan yang terjadi di Tunisia. Warga memprotes meningkatnya harga komoditi dan juga krisis pengangguran.
Demo warga makin meningkat setelah pemerintah menetapkan kenaikan harga susu, gula dan tepung. Selain itu, sudah lama rakyat Aljazair mengeluhkan ketidakadilan distribusi kekayaan negara.
Di Mesir, gerakan massa makin mendekati kemenangan. Foreign Policy menganalisa kondisi saat ini akan menggiring Mesir menuju jurang yang sama seperti dihadapi rezim Ben Ali di Tunisia. Para aktivis politik Mesir menyebarkan seruan demo di jejaring sosial Facebook dan mengajak rakyat Mesir berpartisipasi dalam demo akbar "Jumat Kemarahan." Kantor berita Fars mengutip situs al-Wafd melaporkan, para aktivis politik Mesir dalam rilisnya itu, mengajak rakyat menghadiri protes besar-besaran atas kondisi kehidupan dan ‘revolusi kemarahan’ yang sudah dimulai sejak Selasa lalu. Demo akbar itu akan digelar seusai pelaksanaan shalat Jumat.
Sudah tiga dekade rezim Hosni Mubarak, berkuasa di Mesir. Seluruh undang-undang terkait kondisi darurat negara ini memberikan keleluasaan kepada Mubarak untuk mengotak-atik pelaksanaan pemilu secara arbiter.
Protes yang digelar secara nasional di Mesir itu menjadi momok bagi rezim Mubarak. Betapa tidak, meski telah dilarang dan diancam hukuman, masyarakat enggan menghentikan aksi protes dan menuntut lengsernya rezim ala-Firaun Mubarak.
Di Libya, rezim renta Ghadafi, menghadapi problem serupa. Setelah membahas Aljazair dan Mesir, Foreign Policy menyinggung kondisi di Libya. Era pemerintahan Moammar Ghadafi dinilai telah melebihi usia kekuasaan seluruh pemerintahan di dunia saat ini.
Ia berkuasa di Libya pada 1969, melalui sebuah kudeta militer. Di bawah kekuasaannya, Libya menjadi salah satu negara terbesar pelanggar hak asasi manusia dan negara paling tidak demokratis.
Di negara ini tidak ada kebebasan media dan dari kelompok oposisi, yang tertinggal hanyalah nama dan kenangan belaka. Demonstrasi warga di ibukota cukup menjadi bukti tingginya tingkat ketidakpuasan rakyat Libya atas rezim berkuasa. Padahal sebelumnya, protes merupakan kata yang hampir tidak pernah didengar dari Libya.
Di Yordania menurut Foreign Policy, diperkirakan akan menghadapi gelombang protes yang mengancam runtuhnya pemerintahan. Raja Jordania, Abdullah II, merupakan salah satu sekutu utama Amerika Serikat di kawasan dan menjadi ‘makelar perdamaian’ antara Otorita Ramallah di Palestina dan rezim Zionis Israel. Abdullah yang merupakan jebolan Amerika Serikat itu berkuasa di Jordania pasca Perang Dunia II.
Pada 16 Januari lalu, sekitar 3.000 warga berdemonstrasi di depan gedung parlemen negara ini dalam rangka memprotes kebijakan ekonomi. Mereka meneriakkan slogan "Jordania bukan hanya untuk orang-orang kaya saja", "Roti adalah garis merah kami, kalian harus memperhatikan kemarahan dan kelaparan kami."
Revolusi yang terjadi didukung oleh seluruh lapisan rakyat, yang semakin lama hidup mereka semakin terjepit dan merasa tidak diperhatikan pemerintah. Bisa kita ingat bahwa :
Pemberontakan terjadi bukan hanya karena ketidakpuasan semata, tetapi karena faktor ketidak adilan yang dirasa.
Pertanyaannya sekarang, revolusi apa yang betul-betul mencerminkan keinginan rakyat dan menyejahterahkan rakyat. Jawaban saya, Revolusi "Hati Nurani"..Apabila gerakan revolusi sesuai dengan hati nurani, keyakinan dan kepercayaan anda itu lah yang terbaik. Jangan sampai kita dihasut oleh orang lain akan pemikiran suatu gerakan tertentu, yang sebetulnya kita belum paham seutuhnya dan kita belum yakin.
Pergerakan Revolusi
Seperti kita ketahui bahwa salah satu cara penyebaran gerakan Revolusi di Mesir ini melalui dunia Internet. Dunia internet yang kita kenal dengan dunia maya (khayal) ternyata menjadi suatu gerakan yang nyata bagi seluruh masyarakat. Di Indonesia sendiri kita kenal, ketika Gerakan Koin Prita digallakan oleh para Blogger ternyata mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat. Kemudian Gerakan Pembebasan Bibit dan Chandra (Pimpinan KPK), menjadi sesuatu yang nyata.
Gerakan di dunia Internet, baik melalui facebook, twitter serta forum-forum internet lainnya menimbulkan efek yang sangat luar biasa. Menginget media internet ini merupakan media tanpa batas, siapa saja, dimana saja dan kapan pun orang bisa terlibat didalamnya. Maka dari itu jangan heran sekarang ini banyak gerakan-gerakan protes masyarakat bertebaran di Internet, seperti Gerakan Menuntut mundurnya Ketua PSSI, Gerakan Koin for Presiden, Gerakan Menuntut mundurnya Fauzi Bowo, dll. Jangan pernah kita menganggap gerakan-gerakan tersebut menjadikan hal yang sepele, kenyataannya gerakan di dunia maya menjadi awal dari pergerakan nyata untuk mengaspirasikan sesuatu hal.
Pemaksaan dan iming2 untuk suatu pemahaman sekarang ini tidak bisa dilakukan begitu saja, karena masyarakat sudah bersifat rasional. Gerakan dan perang pemahaman serta pemikiran saat ini menjadi menjadi suatu hal yang dasyat diimbangi dengan rasionalitas untuk membuat suatu gerakan. Gerakan yang bersifat pemikiran lebih berbahaya dibandingkan gerakan fisik, karena dengan apabila pemahaman serta pemikiran telah diserap oleh masyarakat, apapun akan dilakukan oleh masyarakat untuk mengikuti pemahaman dan pemikirannya.
Jadi jangan pernah meremehkan setiap tulisan, bacaan dan artikel yang anda baca khususnya di dunia maya karena bisa jadi mengandung suatu pergerakan yang secara tidak anda sadari dapat mengubah pemikiran anda.
Saran kepada anda para wakil-wakil masyarakat yang menggunakan kekuasaan anda untuk kepentingan pribadi maupun golongan "be aware", karena kekuasaan yang sebenarnya itu berada di tangan kami yaitu Rakyat dan rakyat kapan pun bisa mengambil kekuasaan anda itu :p..
artikel lainnya bisa di lihat di http://egg-animation.blogspot.com
sumber :
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/maroko-juga-khawatir-revolusi-tunisia-dan-mesir-akan-menjalar-ke-wilayah-mereka.htm
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/dan-raja-abdullah-pun-tak-bisa-tidur.htm
http://kompas.com
http://detik.com
http://www.tempointeraktif.com/2010/ajax/load-berita-pilihan.php?id=4
http://www.inilah.com/read/detail/1187572/efek-domino-tunisia-revolusi-dunia-arab
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/dan-raja-abdullah-pun-tak-bisa-tidur.htm
http://kompas.com
http://detik.com
http://www.tempointeraktif.com/2010/ajax/load-berita-pilihan.php?id=4
http://www.inilah.com/read/detail/1187572/efek-domino-tunisia-revolusi-dunia-arab
Sisanya mikir..hehehe
0 komentar:
Posting Komentar