
Kemudian disini kita bertanya, sebenarnya apa tujuan dari kepuasan hidup yang kita capai dan akan kita capai??..apakah kepuasan hidup itu hanya untuk kehidupan duniawi atau akhirat??..ada Hadits yang menyebutkan :
"Dari Ibnu Abbas dan Anas bin Malik ra. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Seandainya seseorang itu mempunyai satu lembah dari emas niscaya ia ingin mempunyai dua lembah, dan tidak ada yang dapat memenuhi mulutnya kecuali tanah (ia tidak akan merasa puas terhadap dunia ini sebelum mati) Dan Allah akan senantiasa menerima taubat orang yang bertaubat". (HR. Bukhari dan Muslim)
Apabila tujuan dari kepuasan itu hanya untuk kenikmatan dunia semata, maka pencapaian kepuasan hidup kita akan menjadikan seorang manusia buruk dan bisa jadi melakukan sikap tercela. Contoh saja, persaingan dalam perebutan Kursi DPR ataupun DPRD banyak sekali pihak-pihak yang melakukan perbuatan tercela dan hina dalam pencapaian kepuasan itu. Seperti melakukan penyogokan, suap, menganiaya orang lain ataupun lawan dari rival mereka, bahkan mungkin melakukan aksi bejat lainnya seperti ke dukun dengan cara menyantet lawan mereka agar menderita dalam hidupnya. Kemudian apabila kita mengalami kekalahan (kepuasan tidak tercapai), rasa legowo atas kekalahan masih susah kita terapkan dan malahan mungkin semakin menjadi-jadi untuk menjatuhkan lawan kita.
Apabila kita coba renungkan apa yang telah dicapai oleh kita saat ini harusnya kita bersyukur apabila kita diberi kehidupan yang cukup. Cobalah kita berkaca dan melihat kebawah, melihat orang-orang lain yang hidupnya lebih susah daripada kita pastinya hati nurani kita pun akan tergerak dan sadar bahwa apa yang kita capai ternyata lebih baik dari orang lain. Jangan lah juga kita melihat ke bawah saja, tapi sekali-kali kita melihat ke atas yaitu melihat orang-orang yang telah sukses dan mapan jauh diatas kita. Untuk menyadari dan mengetahui batasan kita akan kepuasan senantiasa kita selalu seimbang melihat kehidupan "diatas" dan "dibawah" kita agar kita menyadari arti bersyukur atas kepuasan yang telah kita capai dan juga memotivasi kita untuk mencapai kepuasan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar