Film Indonesia Menjiplak ???

Bukan hal yang asing lagi jika film-film Indonesia banyak yang mengadaptasi film-film dari luar negeri, ada yang bilang cuma inspirasi aja, ada yang bilang cuma sedikit menjiplak, menjiplak kok sedikit-sedikit..hehehe..saya dapat gambar2 ini dari email teman mengenai kesamaan cover film, tp untuk isi ceritanya sendiri belum nonton sih jadi kurang tau jiplak apa nga nya..hehehe


Kiri : “DITTO”, film korea tahun 2000
Kanan : ”hanya untukmu” rilis 2008



The prestige, rilis 2006
Roh, rilis 2007




City of angles, 1998
Cinta tia maria, nga tau kpn film ini ada..hehehe



Heirloom, film Taiwan 2005
Tali pocong perawan, 2008



Hot Chick (???)
Namaku Dick (2008) "judulnya aja hampir sama Chick dan Dick"

y mungkin diatas cuma beberapa karya anak bangsa yang ternyata sudah ada juga di luar negeri, belum ditambah sinetron-sinetron super panjang yang nga bermutu dan mendidik..hahahahaha..
thumbnail Title: Film Indonesia Menjiplak ???
Posted by:egggggggg
Published :2008-09-17T16:59:00-07:00
Rating: 5
Reviewer: 999999 Reviews
Film Indonesia Menjiplak ???

Allah : "dalam Yahudi, Kristen dan Islam"


Bukan rahasia lagi bahwa umat Islam secara umum, dan khusus di Indonesia banyak dihadapi berbagai tantangan teologis. Dari “kristenisasi” terang-terangan hingga penggunaan istilah keagamaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan dialektika Islam-Kristen di Indonesia menyisakan persoalan yang perlu diungkap dan diteliti secara serius.

Beberapa tulisan para pendeta Kristen di Indonesia banyak sekali menggunakan istilah-istilah Islam yang sudah resmi dan formal digunakan sebagai istilah “ekslusif” dalam Islam. Salah satu istilah yang sudah biasa digunakan adalah lafadz “Allah”. Lafadz ini adalah murni istilah Islam, tidak bisa sembarangan digunakan, meskipun ketiga agama Semit mengklaim masih menggunakannya.

Tulisan ini akan mengulas konsep “Allah” secara umum, yang biasa dikenal dalam agama-agama Semit (Yahudi→Kristen→Islam) yang dikenal sebagai Abrahamic religions. Dan kita akan melihat bahwa Islam benar- benar satu agama yang teguh ‘melestarikan’ konsep “Allah” ini.

Konsep “Allah” dalam Islam ini diakui dengan sangat baik oleh Dr. Jerald F. Dirk dalam bukunya “Salib di Bulan Sabit” (Serambi, 2006). Mantan diaken di ‘Gereja Metodis Bersatu’ ini mencatat bahwa “penggunaan kata Allah sering kali terdengar aneh, esoterik, dan asing bagi telinga orang Barat. Allah adalah kata dalam bahasa Arab yang berasal dari pemadatan al dan Ilah. Ia berarti Tuhan atau menyiratkan Satu Tuhan. Secara linguistik, bahasa Ibrani dan bahasa Arab terkait dengan bahasa-bahasa semitik, dan istilah Arab Allah atau al-Ilah terkait dengan El dalam bahasa Ibrani, yang berarti “Tuhan”.

“El-Elohim berarti Tuhannya para tuhan atau sang Tuhan. Ia adalah kata Ibrani yang dalam Perjanjian Lama diterjemahkan Tuhan. Karena itu, menurutnya, kita bisa memahami bahwa penggunaan kata Allah adalah konsisten, bukan hanya dengan Al-Quran dan tradisi Islam, tetapi juga dengan tradisi-tradisi biblikal tertua”, kutipnya.

F. Dirk mungkin benar. Akan tetapi konsep Allah dalam Islam jauh lebih mendalam, karena bukan hanya sebagai ‘nama diri’ (proper noun). Dalam pembahasan ilmu Tauhid, konsep al-Ilah terkait erat dengan peribadatan. Oleh karenanya, dalam penjelasan “Laa ilaaha illa Allah” para ulama menjelaskan dengan “laa ma‘buda bihaqqin illa Allah”. (Tidak ada seorang tuhanpun yang berhak “diibadahi” secara benar (mutlak), kecuali hanya Allah saja).

Ini tentu berbeda dengan kata El dalam bahasa Ibrani, yang kemudian bisa menjadi El-Elohim, yang diartikan sebagai “Tuhannya para tuhan”. Berarti ada tuhan selain tuhan yang disebut El-Elohim itu. Namun dalam Islam, Allah atau Ilah hanya satu. Apalagi jika ditelusuri konsep Tuhan dalam agama Yahudi, yang banyak menyiratkan bahwa “Tuhan” Yahudi adalah ‘Tuhan nasionalistik’, atau private God bagi Yahudi. Di luar Yahudi Tuhannya berbeda.

Konsep keimanan kepada “wujud Allah” dalam Islam tidak pernah mengalami problem serius, karena konsep dasarnya sudah jelas dan fixed, tidak bisa ditawar lagi.

Imam al-Sanusi misalnya, menjelaskan bahwa tentang konsep “wujud” itu sangat jelas. Menurut mazhab Syeikh Abu al-Hasan al-Asy‘ariy, mengganggap wujud sebagai salah satu sifat merupakan satu bentuk tasamuh (toleransi). Sebab menurutnya, wujud adalah diri zat (mawjud)
itu sendiri, bukan sesuatu yang lain dari zat; dan zat, jelas bukan sifat. Akan tetapi, karena dalam ucapan, wujud selalu disebut sebagai sifat zat, seperti dalam kalimat “Zat Tuhan kita Jalla wa ‘Azza adalah mawjud (ada)”, maka tidak ada salahnya kalau secara global ia dihitung sebagai salah satu sifat. Adapun menurut mazhab yang menganggap bahwa wujud itu lain dari zat, seperti imam al-Raziy, maka menghitungnya sebagai sifat adalah benar sepenuhnya, tanpa tasamuh. Ada pula yang berpendapat bahwa pada yang baharu, wujud itu lain dari zat, tetapi pada yang qadim tidak. Ini adalah mazhab para filosof. (Lihat, Abu ‘Abdillah Muhammad ibn Yusuf al-Sanusi, Syarh Umm al-Barahin (Bahasan tentang Sifat Allah yang Duapuluh), terjemah: Lahmuddin Nasution, PT. Grafindo Persada, 1999: 32). Semua pendapat ini dapat dipahami dengan jelas dan mudah.

Absurditas ‘Trinitas’

Dalam agama Kristen, konsep Allah jauh lebih problematis. Ini disebabkan adanya konsep “Trinitas” yang hingga hari ini menjadi ‘teka- teki silang’ yang tak berujung.

Seorang penulis Kristen Koptik (Qibti), Arab-Mesir, Nashrullah Zakariya menulis satu buku yang berjudul al-Tsâlûts fî al-Masîhiyyah: Tawhîd am Syirkun bi’l-Lâh? (Trinitas dalam Kristen: Monoteis atau Syirik?), menulis, jika konsep keimanan kepada Allah terjadi lewat ‘advertensi Tuhan’ (al-I‘lân al-Ilâhiy). Tanpa ini, manusia tidak bisa mengenal Allah. ‘

Menurutnya, advertensi Tuhan’ ini terjadi lewat dua cara: Pertama, advertensi umum’ (al-i‘lân al-‘âm). Ini adalah advertensi yang dengannya Allah menyingkap diri-Nya lewat dua hal: (1) Alam. Tentang ini, wahyu yang kudus (al-wahyu al-muqaddas) mencatat: “Langit menyatakan, keagungan Allah dan cakrawala mewartakan karya- Nya” (Mazmur 19: 1-2); dan (2), sejarah. Maksud dari sejarah adalah: berbagai interaksi Allah dengan manusia lewat pengalaman historiknya. Kitab suci menyatakan, “Ia tidak lupa memberi bukti-bukti tentang diri- Nya...” (Kisah Rasul-Rasul 14: 17).

Kedua, ‘advertensi khusus’. Jenis ini memiliki dua sumber: (1) tajassud (bersatunya Allah dengan Yesus, inkarnasi): dimana Allah mengenalkan diri-Nya kepada kita secara jelas dan eksplisit lewat inkarnasi (tajassud) Kristus.

Di dalam Injil, Yohanes berkata: “Pada mulanya adalah ‘Firman’. Dan firman itu bersama Allah, dan firman itu adalah Allah. Firman sudah menjadi manusia, Ia tinggal di antara kita dan kita sudah melihat keagungan-Nya, seperti yang ada pada seseorang berasal dari seorang ayah, yang penuh dengan karunia dan kebenaran” (Yohanes 1: 1-15, rujuk Ibrani 1: 1-4 dan 1 Timotius 3: 3-5); (2) firman Allah yang termaktub dan pembenar atas – eksistensi – Nya yang berasal dari Kristus.

Yesus berkata: “Janganlah kalian menganggap bahwa Aku datang untuk menghapuskan hukum Musa dan ajaran nabi-nabi. Aku datang bukan untuk menghapuskannya, tetapi untuk menyempurnakannya. Ingatlah! Selama langit dan bumi masih ada, satu huruf atau titik yang terkecil pun di dalam hukum itu, tidak akan dihapuskan, kalau semuanya belum terjadi.” (Matius 5: 17-18).

Itu lah dua bentuk ‘advertensi Tuhan’ kepada manusia menurut Nashrullah Zakariya, yang terdapat di dalam Taurat (Torah) dan Injil. Menurutnya, hal itu menyatakan bahwa Allah itu “esa” (wâhid). Tetapi, Allah juga tidak hanya ‘mengumumkan’ diri-Nya sebagai Tuhan yang esa (al-Ilah al-wahid), advertensi itu terjadi berulang-ulang dari dirinya hingga menjadi “trinitas” (tsâlûtsan).

Setelah menjelaskan itu, Nashrullah bingung dan menyatakan bahwa dogma “trinitas” dalam Kristen tidak bisa dianggap sebagai hasil studi filsafat atau konsep rasionalitas an sich. Karena hal itu menurutnya tidak mudah untuk diterima oleh akal. Sumber dogma ini menurutnya berasal dari Allah itu sendiri. Allah lah yang mengumumkan dirinya sebagai Tuhan yang memiliki tiga oknum: “trinitas” (tsâluts), bukan “trinisasi” (tatslîts). Dan dalam apologi kaum Nasrani dalam membela Allah yang trinitas itu (Allah al-tsâlûts) merupakan bukti keimanan mereka kepada Allah yang esa, seperti yang dinyatakan oleh Allah sendiri tentang diri-Nya lewat firman-firman-Nya: kitab suci.

Padahal, jika mencukupkan diri pada ayat Torah di atas, konsep Allah jelas dapat dipahami. Tapi ketika dikaitkan dengan dogma “trinitas” yang hanya ada dalam Perjanjian Baru (Injil) konsep Allah menjadi m‘kabur’.

Penulis lain, Nasyid Hana dalam “Khamsu Haqâ’iq ‘an Allah”, (cet. II, 1999) menulis bahwa ketika Allah menciptakan para malaikat, Dia mempraktekkan sebagian sifat-sifat-Nya. Dan ketika menciptakan manusia, Dia mempraktekkan sifat-sifatnya kepada manusia.

Bagaimana mungkin Allah butuh kepada makhluk-makhluk-Nya dan mempraktekkan sifat-sifatnya kepada diri-Nya? Lebih aneh lagi, sebagaimana ditulis Nasyid Hana, “Oknum-oknum itu
bukanlah bagian-bagian dalam diri Allah. Maha suci Allah. Allah tidak terdiri dari tiga oknum. Maha suci Allah, tetapi Allah itu esa, dan setiap oknum itu adalah Allah, bukan bagian dari Allah. Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah dan Roh Kudus adalah Allah. Satu esensi tetapi tiga oknum.” Inilah konsep ketuhanan yang membingungan.

Membicarakan “oknum” saja dalam agama Kristen sudah berbelit-belit, karena memang sulit dinalar oleh akal sehat. Sampai sekarang, masalah “oknum Allah” ini masih terus dibahas dan diperdebatkan hingga kini.

Akibat kebingungan ini, banyak tokoh-tokoh Kristen menyikapi dogma “trinitas” lewat ekspresi rasa ‘ketidakpuasan. St. Anselm, misalnya, harus menulis Cur Deus Homo, St. Augustine juga menulis de Trinitate dan memproklamirkan slogan: “Credo ut intellegam” (aku percaya supaya
aku bisa mengerti). Senada dengan Augustine, Tertullian menyatakan: “Credo quia absurdum” (aku beriman justru karena doktrin tersebut tidak masuk akal). Ini sangat kontra dengan Islam, dimana “rasio” sangat berperan dalam mengenal dzat Allah. Apa yang bertentangan dengan akal sehat, berarti ada yang “eror” dan harus dikritisi.

Dalam Islam, Allah menciptakan makhluk-Nya agar mereka mengenal-Nya lewat nama-nama-Nya yang baik (al-asma’ al-husna), sifatnya yang transenden: yang memiliki sifat kesempurnaan dan suci dari segalakekurangan.

Ketika mereka sudah mengetahui Allah ‘Azza wa Jalla sebagaimana mestinya, mereka melakukan ibadah kepada-Nya, yang tidak berhak diberikan kepada selain-Nya dan tidak mendekati-Nya kecuali dengan ibadah tersebut. Mereka juga memuji Allah swt. sebagaimna mestinya, sesuai dengan kemuliaan dzat-Nya dan keagungan otoritas-Nya. Ini dengan detail dijelaskan oleh Allah swt.: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS: Al-Thalaq [65]: 12).

Kata agar kamu mengetahui merupakan dalil bahwa tujuan dari penciptaan alam ini, baik alam atas maupun bawah; adalah untuk mengetahui Allah swt. Lengkap dengan nama dan sifat-sifat-Nya; yang dalam ayat tersebut disebutkan sebagiannya, yakni: kekuasaan total (al-qudrah al-syamilah) dan ilmu yang meliputi segala sesuati (al-‘ilm al-muhith). (Lihat, Dr. Yusuf al-Qaradhawi, Fushûl fî al-‘Ibâdah bayna al-Salaf wa al-Khalaf, dalam serial Nahwa Wahdah Fikriyyah li al-‘Āmilîna li al-Islâm (6), (Cairo: Maktabah Wahbah, 2005: 14).

Dengan demikian, terdapat perbedaan yang sangat prinsipil dalam konsep “Allah” dalam Yahudi, Kristen dan Islam. Dapat dibuktikan di dalam Al- Quran dan ulama-ulama klasik, bahwa Islam lah satu-satunya agama semit yang konsisten dalam melestarikan konsep “Allah”. Konsep Allah yang ‘nasionalistik’ adalah tidak benar dan harus ditolak. Dan konsep “Allah” yang ‘membutuhkan’ perantara (mediator) adalah mencederai kekuasaan dan keagungann-Nya. Maka, Islam menutup konsep “Allah” yang Mahasempurna dan tiada banding itu dengan firman Allah swt: “Laysa kamitslihi syai’un” (Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, ) (Qs. Al-Syura [42]: 11). Wallahu a‘lamu bi al-shawab. []

(sumber : derkeiler.com)
thumbnail Title: Allah : "dalam Yahudi, Kristen dan Islam"
Posted by:egggggggg
Published :2008-09-09T17:55:00-07:00
Rating: 5
Reviewer: 999999 Reviews
Allah : "dalam Yahudi, Kristen dan Islam"

6 Elemen penting dalam presentasi yang efektif

6 Elemen penting dalam presentasi yang efektif

Sekedar berbagi info aja nih :

Semua orang bisa berpresentasi, tapi tidak semua orang dapat presentasi dengan efektif. Ada 6 elemen penting yang anda harus perhatikan pada saat presentasi.

1.Persiapan, ini merupakan elemen paling penting pada saat presentasi.Berapa kali anda mempersiapkan segala hal untuk presentasi anda ? Secara umum biasanya anda harus menghabiskan 30 jam untuk persiapan dan ”rehearse” untuk setiap jam presentasi. Gunakan tape recorder dan videotape untuk dapat mengetahui umpan balik dari latihan presentasi anda.

2. Berikan diri anda, jangan ragu untuk memberikan contoh dan bila perlu pengalaman anda pribadi yang mendukung materi presentasi anda. Ini merupakan cara jitu untuk melibatkan diri anda dengan audiens dan sharing dengan mereka.

3.Tetap Relax, kondisi ini hanya bisa didapat jika anda melakukan persiapan yang cukup. Fokuslah terhadap pesan yang anda ingin sampaikan dan bukan pada audiens. Gunakan gesture yang cukup dan latih kalimat awal pembuka presentasi anda. Audiens biasanya kan menilai kita pada 30 detik awal pertama presentasi.

4.Gunakan humor yang cukup, ini bukan berarti anda jadi pelawak di depan audiens. Buatlah humor yang alami dari pengalaman diri anda ataupun dari materi yang anda bawakan dan jangan pernah menjadikan audiens sebagai obyek lawakan anda.

5.Gunakan gesture dan body languange, komunikasi visual jauh lebih efektif daripada suara, jadi jangan lupa untuk menggunakan gesture dan body languange. Tidak ada salahnya anda mencoba tiga tempat presentasi yakni di tengah stage, kiri stage dan kanan stage. Jika anda bergerak dari datu posisi ke posisi yang lain pastikan kontak mata anda dengan audiens selalu terjaga.

6.Perhatikan semua detail, pastikan anda mengetahui profil audiens, jumlah audiens, waktu dan kondisi tempat presentasi. Pastikan anda membawa alat bantu visual dan handout untuk mempermudah presentasi anda.

Selamat berpresentasi !!


(Disarikan dari berbagai sumber)

thumbnail Title: 6 Elemen penting dalam presentasi yang efektif
Posted by:egggggggg
Published :2008-09-07T16:48:00-07:00
Rating: 5
Reviewer: 999999 Reviews
6 Elemen penting dalam presentasi yang efektif

Foto Alien!!!

Hmmm...saya mendapatkan beberapa foto alien ini dari salah satu website, mengenai ke otentikannya mungkin bisa diragukan, bisa tidak karena di website tersebut tidak diberikan suatu keterangan mengenai foto-foto alien ini...Benar-atau tidaknya foto-foto ini semua kembali lagi pada diri kita masing-masing..hehehe






(sumber weirdpicturearchive.com)
thumbnail Title: Foto Alien!!!
Posted by:egggggggg
Published :2008-09-04T17:37:00-07:00
Rating: 5
Reviewer: 999999 Reviews
Foto Alien!!!

DANAU BANDUNG !!


Danau Bandung bukan karena TangkubanParahu

PARA ahli geologi, baik dari Belanda seperti R.W. van Bemmelen dan Th. H.F. Klompe maupun dari Indonesia seperti J.A. Katili, berpendapat bahwa Danau Bandung Purba terbentuk karena letusan dari Gunung Tangkubanparahu. Kemudian pendapatnya itu secara turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi bahkan hingga saat ini.

Dalam karya R.W. van Bemmelen (1936) The Geological Hystory of Bandung Region (translated from Dutch by Robert Smit and Richard Bennett, 1976), demikian juga bukunya yang monumental (1949) The Geology of Indonesia, bagaimana kepincutnya van Bemmelen oleh sasakala Sangkuriang - Dayang Sumbi.

Dalam buku geologi setebal bantal bayi yang berbobot itu, masih menyelipkan sasakala Sangkuriang dalam boksnya. Setelah direkonstruksi, peristiwa geologi Bandung versi van Bemmelen itu ada kesamaan kronologi dengan sakakala tersebut, satu di antaranya bahwa Danau Bandung Purba terbentuk karena peristiwa Gunung Tangkubanparahu yang meletus malam hari dan membendung Citarum purba di utara Padalarang.

Setelah membaca disertasi Mochamad Nugraha Kartadinita yang berjudul “Tephrochronological Study on Eruptive History of Sunda-Tangkuban Perahu Volcanic Complex, West Java, Indonesia” (Kagoshima University, Japan, March, 2005), keyakinan saya tentang pembendungan Danau Bandung Purba oleh Gunung Tangkubanparahu mulai berubah. Walau pun dalam disertasinya tidak dituliskan secara langsung tentang pembentukan Danau Bandung Purba, karena memang di luar kajiannya, saya bisa menyimpulkan, letusan maha dahsyat Gunung Sunda-lah yang telah membendung Citarum purba tersebut.

Sisa kedahsyatan Gunung Sunda

Para anggota TNI AD dan para penggiat kehidupan di alam bebas yang sering berlatih di Situ Lembang, di lembah antara Gunung Tangkubanparahu dan Gunung Burangrang, pasti sangat akrab dengan pemandangan berupa rangkaian dinding yang memanjang sejak Lawangangin hingga di utara Situ Lembang. Itulah dinding kaldera Gunung Sunda.

Di ujung utara rangkaian dinding itu ada nama Gunung Sunda yang tingginya 1.854 meter dari permukaan laut (dpl.), sebuah kerucut kecil dalam rangkaian panjang kaldera Gunung Sunda. Gunung Sunda yang ini sesungguhnya bukanlah Gunung Sunda yang asli, karena hanya merupakan satu titik dari kaldera Gunung Sunda. Gunung Sunda yang sebenarnya dibangun dengan dasar gunung selebar + 20 km, dan ketinggiannya ditaksir 4.000 m. dpl. Sangat mungkin tinggi sesungguhnya lebih dari taksiran itu. Sebab, pada umumnya sebuah gunung yang meletus hingga membentuk kaldera, kebanyakan menghancurkan dua per tiga tubuh gunungnya.

Kalau saat ini titik tertinggi dari kaldera Gunung Sunda adalah 2.080 meter dpl., ini hanya satu per tiga bagian dari Gunung Sunda. Dua per tiganya lagi adalah bagian gunung yang telah ambruk bersama meledaknya gunung ini. Dengan diketahuinya ketinggian gunung ini maka volumenya akan diperoleh, sehingga dapat mengetahui derajat besaran letusannya.

Pada masa prasejarah, gunung ini meletus dengan jenis letusan plinian, letusan yang banyak mengeluarkan gas gunung api. Letusan tipe ini menyebabkan material gunungapinya disemburkan ke berbagai wilayah yang sangat jauh, hingga Citarum di selatan Rajamandala, dan tersebar di kawasan seluas 200 km2.

Karena begitu banyaknya material dari dalam bumi yang dikeluarkan itulah maka terjadi kekosongan dalam dapur gunung apinya. Inilah salahsatu yang mengakibatkan ambruknya sebagian besar dari tubuh Gunung Sunda hingga membentuk kawah yang sangat luas yang disebut kaldera Gunung Sunda. Dari tengah kaldera ini kemudian lahir Gunung Tangkubanparahu, yang kemudian meletus beberapa kali.

Dalam disertasinya itu Mochamad Nugraha Kartadinita (MNK) menyimpulkan, bahwa ada gunung api yang lebih besar lagi sebelum adanya Gunung Sunda. Jadi, menurutnya Gunung Sunda lahir dari kaldera Pra-Gunung Sunda. Saya mengusulkan nama Gunung Pra-Sunda itu diberi nama Gunung Jayagiri, karena dinding kalderanya melingkar di kawasan Jayagiri. Gunung Jayagiri terbangun antara 560.000 - 500.000 tahun yang lalu.

Menurut MNK setelah Gunung Pra-Sunda (Gunung Jayagiri, penulis) membentuk kaldera, 300.000 tahun kemudian baru lahir Gunung Sunda dari kalderanya. Dalam penelitian MNK, Gunung Sunda tercatat meletus sebanyak 13 kali, dan kaldera Gunung Sunda yang berukuran 6,5 x 7,5 km. itu terbentuk antara 200.000 - 180.000 tahun yang lalu.

Dari kaldera Gunung Sunda inilah lahir Gunung Tangkubanparahu. MNK membagi dua kategori letusan gunung ini, yaitu: Pertama letusan Gunung Tangkubanparahu tua antara 105.000 - 10.000 tahun yang lalu sebanyak 30 kali letusan dan kedua letusan Gunung Tangkubanparahu muda antara 10.000 - 50 tahun yang lalu yang meletus 12 kali.

H. Tsuya menggolongkan derajat kehebatan letusan gunung api menjadi 9 tingkatan, mulai dari derajat satu, yang hanya mengembuskan fumarola hingga derajat 9 yang melontarkan material gunung api lebih dari 100 km3. Bila sebuah gunung api mampu melontarkan material dari tubuhnya antara 10 - 100 km3 dapat digolongkan mempunyai derajat kehebatan delapan. Gunung Sunda termasuk kategori ini karena pada fase pertama dalam pembentukan kalderanya
Rata Penuhtelah melontarkan material vulkanik sebanyak 66 km3. Jumlah ini sebenarnya hanya 60 persennya saja, sebab tidak menghitung yang menghilang diterbangkan angin ke berbagai penjuru dunia. Bila yang 40 persen lagi dihitung, maka jumlahnya akan mencapai 110 km3.

Sebagai bandingan, pada tahun 1963 Gunung Krakatau meletus dengan mengembuskan volume sebanyak 0,00030 km3 dan tetusan tahun 1973 volumenya sebanyak 0,012 km3. Sedangkan Letusan dahsyat Gunung Krakatau 1883 melontarkan material gunungapi sebanyak 18 km3 atau setara dengan 21.547,6 bom atom. Sedangkan letusan Gunung Tambora tahun 1815 menghembuskan 150 km3, dengan derajat kehebatan IX, atau setara dengan 171.428,6 bom atom (K. Kusumadinata, 1979).

Letusan dahsyat Gunung Sunda sedikitnya terbagi menjadi dua episode letusan utama. Letusan episode pertama mengeluarkan lava, yang terjadi 1,1 juta tahun yang lalu, dan episode kedua, letusan yang telah mengambrukkan badan gunung ini hingga membentuk kaldera, diperkirakan terjadi antara 205.000 - 180.000 tahun yang lalu.

Pada letusan dahsyat Gunung Sunda episode kedua, piroklastika-nya dengan seketika mengubur apa saja yang ditimpanya. Hutan belantara dengan kayunya yang besar terkubur bersamaan dengan makhluk hidup yang ada di dalamnya, tak terkecuali hewan vertebrata besar seperti badak, rusa, kijang, dan hippopotamus (kuda nil) yang sedang berada di lembah atau rawa-rawa di selatan Rajamandala, yang jaraknya + 35 km. dari pusat letusan. Arang kayu seukuran drum dapat ditemukan di penggalian pasir Ciseupan, Cibeber, yang kini sudah ditutup. Di sana terdapat pohon-pohon yang melintang serah datangnya awan panas yang telah mengarang.

Dari fosil badak dan hippopotamus yang ditemukan di tebing Citarum sebelah barat daya Bandung, di Baribis Subang, dan di Tambaksari Ciamis, menunjukkan bahwa binatang raksasa ini pernah hidup di Tatar Sunda.

Perjalanan binatang tersebut karena di kawasan lintang tinggi saat itu membeku, suhunya melebihi kemampuan binatang beserta habitatnya untuk bertahan hidup. Siklus hidrologi terputus, bukan hanya air yang ada di laut yang membeku, tapi semua air yang masih ada di darat semuanya membeku, sehingga volume air laut semakin berkurang. Ketika rumput dan sumber makanan lainnya tertimbun es dan mati, maka nalurinya menuntun hewan-hewan itu bergerak ke kawasan yang suhunya lebih hangat dan menyimpan sumber makanan yang masih berlimpah. Salah satu tujuannya adalah kawasan tropik, yang suhunya saat itu + 70 0C lebih rendah dari suhu saat ini.

Ketika terjadi pembekuan di lintang tinggi 3,5 juta tahun yang lalu itulah air laut di kawasan tropika menyusut tajam hingga puluhan meter dalamnya, yang mengeringkan laut di paparan antara benua Asia, Pulau Sumatra, Pulau Jawa, dan Pulau Kalimantan. Paparan Sunda yang kering inilah yang dijadikan jalan migrasi bagi hewan vertebrata seperti stegodon, badak, rusa, kijang, kerbau, kuda nil, gajah purba, dan yang lainnya, kemudian diikuti oleh migrasi homoerektus hingga manusia prasejarah ke Tatar Sunda.

Binatang vertebrata yang bermigrasi itu ada yang terus mendaki hingga ketinggian 700 m. dpl. dan sampai di Cekungan Bandung. Dari data yang tersingkap di tebing Citarum, ditemukan fosil binatang vertebrata dalam timbunan material lepas dari letusan Gunung Sunda. Fakta ini dapat memberikan petunjuk, bahwa hewan-hewan besar itu masih hidup hingga terjadi letusan mahadahsyat Gunung Sunda.

Dari singkapan tebing di Ci tarum, Umbgrove dan Stehn (1929) menulis tentang penemuan fosil vertebrata. Fosil vertebrata itu oleh R.W. van Bemmelen (1936) direkonstruksi secara geologis dengan kejadian bumi Bandung, dihubungkan dengan letusan mahadahsyat Gunung Sunda. Selain van Bemmelen, pada tahun 1956 Th. H.F. Klompe pun menguraikan keadaan geologi Bandung dengan letusan mahadahsyat Gunung Sunda. R.W. van Bemmelen dan Th. H.F. Klompe menyebutkan adanya hippopotamus yang mati lemas terkubur piroklastika letusan Gunung Sunda.

Perlu ada penelitian-penelitian lanjutan, seperti penelitian serbuksari dan iklim purba, sehingga dapat ditafsirkan bagaimana pengaruh letusan ini pada kehidupan hutan dan segala isinya, serta adakah pengaruhnya pada perubahan iklim secara lebih luas dan kehancuran ekosistem termasuk binatangnya?

Terbendung material letusan G. Sunda

Sebagai bandingan, bila Gunung Tangkubanparahu sebagai anak Gunung Sunda, atau cucu Gunung Jayagiri meletus nanti, daerah bahayanya hanya seluas 74 km2, serta daerah waspadanya seluas 149,8 km2. Bila letusannya besar, laharnya akan membanjir hingga daerah waspada mengikuti lembah, paling jauh mengikuti Cikapundung hingga jarak + 20 km dari pusat letusan. Hal ini dapat menjadi pembanding, betapa dahsyatnya letusan Gunung Sunda pada periode prasejarah, mampu mengubur apa saja yang ditimpanya dalam radius yang sangat luas dan seketika.

MNK membagi letusan Gunung Sunda itu menjadi tiga fase, pertama fase ignimbrite yang terjadi 105.000 tahun yang lalu, yang menurut penelitian Rudy Dalimin Hadisantono (1988), volume yang dilontarkannya sebanyak 66 km3 mengarah ke barat laut, selatan, dan timur laut pusat letusan, menutupi kawasan seluas 200 km2 dengan rata-rata ketebalan 40 meter, seperti dapat dilihat di Ciseupan, di Campaka, Cisarua, dll. Kedua fase freatomagmatik yang melontarkan volume sebanyak 1,71 km3, dan ketiga adalah fase plinian dengan melontarkan material gunung api sebanyak 1,96 km3.

Pada fase ketiga ini material vulkaniknya mendapat tekanan yang sangat tinggi, sehingga mampu dilontarkan ke angkasa membentuk tiang letusan setinggi 20 km dengan payungnya sepanjang 17,5 km dan lebarnya 7 km. Belum terhitung debu yang melayang-layang mengelilingi angkasa dan jatuh dibelahan bumi yang sangat jauh, yang biasanya volumenya mencapai 40 persen dari total material vulkanik yang dilontarkan.

Dari data tersebut di atas, bahwa letusan Gunung Sunda fase pertama yang terjadi 105.000 tahun yang lalu yang melontarkan material vulkanik sebanyak 66 km3 dan menutupi kawasan seluas 200 km2 dengan rata-rata ketebalan 40 meter, dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa tidak mungkin material vulkanik sebanyak itu tidak menutup aliran Citarum Purba! Saya berkeyakinan, material Gunung Sundalah yang telah membendung Citarum Purba di utara Padalarang, yang sisa sungainya kini disebut Cimeta.

Jadi, jauh sebelum Gunung Tangkubanparahu lahir, Danau Bandung Purba sudah lama terbentuk! Mudah-mudahan para ahli geologi, ahli fosil, ahli palinologi, ahli iklim purba, ahli geografi dapat mengadakan penelitian lanjutan untuk menyingkap sejarah bumi Bandung lebih akurat lagi!


Sesuai kronologi sakakala sang kuriang!

Bila diadakan reinterpretasi sakakala Sangkuriang - Dayang Sumbi, sesungguhnya sakakala itu sudah memberikan tanda-tanda itu. Mari kita lihat kronologi sasakala, khusus pada fase pembendungan dan kejadian Gunung Tangkubanparahu.

Pertama Sangkuriang menebang pohon lametang raksasa dan roboh ke barat. Tunggulnya membentuk Bukit Tunggul, dan rangrangan, sisa dahan, ranting dan daunnya membentuk Gunung Burangrang. Ditafsirkan kedua kerucut ini hanyalah gunung api parasiter dari gunung api yang lebih besar, yaitu Gunung Sunda. Batang pohon itu menjadi bakalan perahu yang akan dibuatnya.

Setelah pohon ditebang (setelah gunung api parasiter terbentuk), Sangkuriang pergi untuk membendung sungai, agar tergenang menjadi danau yang kelak akan dijadikan tempatnya berlayar memadu kasih dengan Dayang Sumbi, sesuai dengan kesepakatan awal antara keduanya. Dapat ditafsirkan, upaya pembendungan sungai dilaksanakan jauh sebelum Gunung Tangkubanparahu terbentuk.

Setelah sungai dibendung, Sangkuriang melanjutkan mengerjakan batang kayu itu menjadi perahu. Danau sudah terbendung, airnya mulai ngamprah, mulai tergenang, dan betapa girangnya Sangkuriang. Fantasinya berlayar bersama Dayang Sumbi memberikan semangat untuk terus membuat perahu.

Namun sebaliknya bagi Dayang Sumbi. Dalam hati Dayang Sumbi berkata, “Wah, kalau begini akan celaka jadinya!” Dayang Sumbi mengambil daun kingkilaban tujuh lembar, lalu dibungkus dengan kain putih hasilnya menenun. Daun yang dibungkus itu dipotong-potong halus, lalu ditaburkan ke arah timur sambil memanjatkan permohonan:

Jampi saya, si urung gunung,
Kayu Lametang urung dibuat perahu,
Ci Punagara urung dibendung,
Bukan kehendak Sang Kuriang,
Tapi kehendak Dayang Sumbi,
Jadi, TIDAK!
Jadi, TIDAK!
Sang Kuriang TIDAK JADI kepada saya!.

Karena Yang Mahakuasa memayungi makhluknya yang selalu bersih hatinya, seketika itu di ufuk timur fajar menyingsing, cahaya membersit pertanda matahari akan segera terbit. Betapa leganya perasaan Dayang Sumbi. Namun tidak bagi Sangkuriang yang sedang bekerja habis-habisan menyelesaikan perahunya. Begitu melihat cahaya matahari membersit, Sangkuriang marah dan kesal tiada bandingannya.

Dengan kemarahan dan rasa kesal yang memuncak, Sang kuriang menendang perahu yang hampir rampung dibuatnya itu dengan rasa frusrtasi yang mendalam. Maka jadilah Gunung Tangkubanparahu.

Laksana kilat, Dayang Sumbi berlari ke arah timur. Secepat kilat itu pula Sangkuriang mengejar Dayang Sumbi yang terus berlari menghindari kemarahan dan harapan Sangkuriang. Di sebuah bukit kecil, hampir saja Dayang Sumbi tertangkap, namun Yang Maha Kuasa masih melindunginya. Nyai Dayang Sumbi menghilang entah ke mana. Di bukit tempat menghilangnya Nyai Dayang Sumbi tumbuh berbagai bunga yang mewangi, kini disebut Gunung Puteri. Dapat ditafsirkan bahwa Gunung Tangkubanparahu lahir jauh sesudah danau itu terbentuk!

Sasakala Sangkuriang yang sudah sangat tua umurnya, sudah dikenal pada abad ke-15. Hal ini dapat dibaca dalam catatan Bujangga Manik, tohaan, satria pengelana dari Pajajaran saat melintas di pinggiran Cekungan Bandung bagian selatan. Bujangga Manik menulis, “Leumpang aing ka baratkeun, datang ka Bukit Patenggeng, Sasakala Sangkuriang, masa dek nyitu Citarum, burung tembey kasiangan” (lihat Teuw dan J. Noorduyn).


Cagar bumi

Sisa-sisa kedahsyatan letusan Gunung Sunda merupakan keragaman bumi/geodiversity yang baik bila dijadikan laboratorium lapangan untuk pembelajaran bagi para siswa dan mahasiswa. Di sana mereka bisa belajar tentang pengangkatan daratan, pelipatan kulit bumi, kegunungapian, seperti tentang: lava, bahan lepas, kekuataan letusan, sumbermata air panas, patahan/sesar, gempabumi. Di sana juga bisa belajar paleontologi, geohidrologi, pola aliran sungai, kesuburan lahan, pertanian, peternakan, dan pemanfaatan bentang alam gunung api sejak zaman megalitikum hingga kini, baik untuk kepentingan religi ataupun untuk mengais rezeki dan rekreasi.

Apakah keragaman bumi Bandung ini akan dimanfaatkan dengan baik, ataukah akan dihancurkan karena kelaparkuasaan dan kemegaserakahan?


Goa Pawon, Melengkapi Museum Alam Danau Bandung Purba


LEBIH dari seabad silam, para peneliti sudah menduga bahwa Dataran Tinggi Bandung pernah dijadikan hunian manusia sejak zaman prasejarah. Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya berbagai peralatan dari batu seperti anak panah, pisau, dan kapak yang terbuat dari batu obsidian dan artefak lainnya yang tersebar di beberapa tempat.

USAHA menemukan jejak manusia purba di Dataran Tinggi Bandung akhirnya menjadi kenyataan ketika pertengahan Juli lalu, para arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Bandung yang menindaklanjuti penelitian sekelompok geolog muda yang tergabung dalam Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB), menemukan fosil manusia purba di daerah yang disebut Goa Pawon.

"Walaupun usianya lebih muda karena diperkirakan berasal dari masa mesolitik, namun secara arkeologis temuan itu sangat signifikan, terutama dalam hubungannya dengan terbentuknya Danau Bandung Purba," kata Dr Tony Djubiantono, Kepala Balar Bandung.

Goa Pawon terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten Bandung, atau sekitar 25 km arah barat Kota Bandung. Lokasi penemuan terletak tidak jauh dari sisi jalan raya yang menghubungkan Bandung–Cianjur dan kota-kota lainnya di sebelah barat.

Disebut Goa Pawon karena lokasi temuan berada di dalam goa kars yang terletak di sisi tebing bukit kars Gunung Masigit yang oleh penduduk setempat dinamakan Goa Pawon. Dalam bahasa Sunda, pawon artinya sama dengan dapur. Jika diukur dengan permukaan tanah terendah di daerah itu yang diperkirakan merupakan dasar danau, maka letak goa tersebut berada pada ketinggian sekitar 100 meter.

Dugaan goa tersebut pernah dihuni manusia prasejarah pertama kali disampaikan KRBC. Ketika itu, sekitar dua tahun lalu, sekelompok geolog muda yang terdiri dari Eko Yulianto, Budi Brahmantyo, Johan Arief, T Bachtiar, dan dibantu Sujatmiko melakukan penelitian endapan danau Bandung Purba. Namun, tatkala meneliti endapan Sungai Cibukur yang letaknya sekitar 200 meter dari Goa Pawon, mereka menemukan artefak berupa dua buah mata kapak dan satu kapak genggam. Karena merasa menemukan sesuatu yang dianggapnya "istimewa", mereka tidak bisa menahan nalurinya sebagai peneliti untuk meneliti lokasi tersebut lebih lanjut. Ternyata dugaannya tidak meleset. Mereka menemukan lebih banyak lagi artefak setelah melakukan penggalian di Goa Pawon yang selama ini dianggap angker oleh masyarakat setempat.

PENELITIAN lebih mendalam terhadap Goa Pawon barulah dilakukan dua tahun kemudian oleh Balar Bandung. Dipimpin arkeolog Drs Lutfi Youndri, penelitian dilakukan sejak 10-19 Juli lalu. Dari penggalian yang dilakukan, selain ditemukan sekitar 20.250 serpihan tulang-belulang dan 4.050 serpihan batu, pada kedalaman 80 cm ditemukan fosil tulang tengkorak manusia. Sementara pada kedalaman 120 cm, ditemukan fosil tulang kering dan telapak kaki manusia prasejarah. Baik Lutfi maupun Tony Djubiantono meyakini masih terdapat fosil individu lainnya di tempat tersebut.

Melihat temuan yang cukup penting dalam sejarah terbentuknya Danau Bandung Purba tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, H Memet H Hamdan, yang melakukan peninjauan lapangan melihat besarnya potensi sejarah dan budaya situs tersebut. Karena itu, ia segera memerintahkan pemagaran situs tersebut untuk menghindarkan perusakan oleh tangan-tangan iseng.

"Saya juga akan meminta bantuan Bupati Bandung mengamankan lokasi ini," katanya bersemangat. Keinginan ini disampaikan karena daerah sekitar situs merupakan lokasi eksploitasi kapur dan marmer terbesar di Kabupaten Bandung.

Goa Pawon yang terletak pada kawasan kars Padalarang, menurut geolog Hanang Samodra, merupakan kompleks goa fosil yang bertingkat dengan gejala peruntuhan dan pelarutan yang membentuk beberapa lubang atau sumuran tegak (shaft) sedalam belasan meter. Sedimen di dalam goa yang tebalnya lebih dari tiga meter bercampur dengan endapan fosfat quano.

Pada sedimen goa tersebut diakui pernah ditemukan artefak, kepingan tulang vertebrata dan beberapa jenis moluska darat. Menurut dia, penemuan itu mengukuhkan nilai arkeologi goa yang informasinya dapat dipakai untuk menafsirkan keberadaan manusia purba atau prasejarah yang diduga tinggal di sekitar pinggiran Danau Bandung Purba. Ia menduga, goa tersebut hanya merupakan tempat persinggahan dan bukan merupakan tempat tinggal manusia prasejarah.

DANAU Bandung Purba dengan latar belakang sejarah dan legendanya yang memikat, selama ini belum banyak dijual sebagai obyek wisata khusus, terutama geowisata. Padahal, potensinya sangat besar sehingga akan menambah kuat daya tarik wisatawan mengunjungi Dataran Tinggi Bandung.

Dari segi cerita rakyat Sunda, legenda Sangkuriang yang diciptakan nenek-moyang manusia Sunda hingga kini masih tetap memikat untuk diceritakan kembali. Konon, danau tersebut diciptakan berkat kesaktian Sangkuriang yang berusaha memenuhi permintaan Dayang Sumbi yang akan disuntingnya sebagai istri. Wanita yang diceritakan tetap cantik di masa tuanya itu tidak lain dari ibunya sendiri. Rencananya, pasangan anak dan ibu itu akan berbulan madu dengan berlayar mengarungi danau tersebut yang diciptakan dengan membendung Sungai Citarum.

Namun, sang ibu rupanya tak kalah akal untuk menggagalkan rencana tersebut. Dengan kesaktiannya, ia berhasil mengelabui anaknya tercinta. Ia menciptakan seolah-olah fajar yang menjadi batas waktu yang dijanjikan, sudah menyingsing. Keadaan itu disusul dengan ramainya kokok ayam jantan. Burung-burung berkicau bersahut-sahutan menyambut pagi.

Menyadari usahanya telah gagal, Sangkuring kemudian menendang perahunya yang belum rampung sehingga terbalik. Dan, setelah sadar bahwa dirinya telah tertipu, ia mengejar-ngejar Dayang Sumbi. Wanita bernasib malang itu menyelamatkan diri dengan melompat ke atas lunas perahu yang terbalik sehingga menciptakan lubang yang besar menembus perut bumi.

Kelak dikemudian hari, perahu yang terbalik itu berubah menjadi Gunung Tangkubanperahu. Di bagian tengahnya terdapat kawah Ratu, tempat di mana Dayang Sumbi melompat dan kemudian hilang ditelan bumi. Karena itu, jika sewaktu-waktu kita bernasib mujur tatkala berkunjung ke Gunung Tangkubanperahu, sesekali akan terdengar suara yang berasal dari lepasan tufa panas dari kawahnya. Suaranya yang terdengar mendengus-dengus itu diibaratkan sebagai tangis Dayang Sumbi yang harus menanggung derita sampai akhir hayatnya.

DANAU Bandung Purba sebenarnya bukanlah hanya dongeng semata. Secara geologis, fenomena itu bisa dibuktikan dengan berbagai peristiwa alam yang pernah dilalui dalam perjalanan sejarahnya. Dataran Tinggi Bandung yang kini dihuni lebih dari tujuh juta jiwa manusia, pada awalnya merupakan dasar lautan. Daratan tertinggi hanya ada di daerah Pangalengan.

Di sebelah utara, menjulang tinggi gunung api yang dikelilingi laut. Tingginya sekitar 3.000 meter. Karena puncaknya selalu diselimuti es, gunung tersebut dinamakan Gunung Sunda, kata yang berasal dari bahasa Sanksakerta. Cuda artinya putih, bersih. Kelak dikemudian hari, sejalan dengan peristiwa geologi yang terjadi, daratan bagian selatan Pulau Jawa makin terdesak ke atas. Sementara pantainya di bagian utara makin terdesak sehingga dasar laut di daerah Dataran Tinggi Bandung berubah menjadi daratan.

Bukti fenomena alam tersebut hingga kini masih bisa kita saksikan dengan jelas jika memasuki Bandung dari arah barat, baik melalui Cianjur maupun Purwakarta/Cikampek. Seperti kawasan kars lainnya, kawasan kars Padalarang yang tersebar di daerah Cipatat dan Tagogapu, pada awalnya berasal dari koloni binatang dan tumbuhan yang hidup dan tumbuh di laut dangkal. Namun, dengan terjadinya pergeseran pantai, koloni binatang dan tumbuhan tersebut kemudian mati lalu membentuk batu gamping. Apa yang bisa kita saksikan sekarang ini sebenarnya merupakan hasil proses geologi setelah batuan tersebut kemudian terangkat ke permukaan.

Gunung Sunda yang terdapat di Dataran Tinggi Bandung merupakan gunung api yang sangat aktif. Gunung api tersebut diperkirakan mengalami beberapa kali letusan dahsyat. Gunung Tangkubanperahu yang menjadi land mark Dataran Tinggi Bandung dan Gunung Burangrang di sebelahnya yang selalu dikait-kaitkan dengan legenda Sangkuriang, sebenarnya merupakan parasit Gunung Sunda setelah mengalami beberapa kali letusan dahsyat.

Letusan dahsyat itu juga meningalkan patahan Lembang yang hingga kini bisa kita saksikan jika berkunjung ke daerah bagian utara Bandung.

Peristiwa alam tersebut tidak terhenti sampai di situ. Sebagai gunung api yang hingga masih aktif, dalam salah satu letusannya yang paling dahsyat, Gunung Tangkubanperahu memuntahkan abu dan material vulkanik lainnya. Aliran lava dan awan panas mengalir ke segala penjuru sampai akhirnya menyumbat aliran Sungai Citarum dan sejumlah anak sungainya di daerah yang kini bernama Rajamandala.

Secara perlahan-lahan, sumbatan lava itu akhirnya menciptakan Danau Bandung yang sangat luas. Di kalangan masyarakat Sunda, danau tersebut sering disebut Situ Hyang.

Permukaan air Danau Bandung Purba ketika itu diperkirakan tingginya sekitar 725 meter di atas permukaan laut. Ini berarti, bibir danau tersebut membentang dari Sanghyang Tikoro di Rajamandala di sebelah barat sampai Cicalengka di sebelah timur, sejauh lebih kurang 50 km. (Her Suganda)



(Disadur dari berbagai sumber)
thumbnail Title: DANAU BANDUNG !!
Posted by:egggggggg
Published :2008-09-03T22:59:00-07:00
Rating: 5
Reviewer: 999999 Reviews
DANAU BANDUNG !!

Joomla

Joomla!! pasti pernah mendengar kata Joomla ini. Joomla merupakan salah satu Content Management System (CMS) yang banyak dipakai saat ini. Selain mudah, cepat dan murah dalam membuat maupun membangun sebuah website joomla memiliki banyak sekali fitur-fitur baik module maupun component-componentnya. Mudah maksud disini yaitu orang-orang yang tidak mengerti bahasa pemograman sekalipun mampu membuat website yang pastinya tidak kalah menarik dengan website-website yang dikembangkan oleh para programmer handal. Kemudian cepat, maksudnya dalam membuat website berbasis joomla hanya tinggal menginstall saja dan mungkin selama pengalaman saya tidak kurang dari 2 menit kita bisa mempunyai website sendiri.

Bila kita membangun website di localhost, kita hanya mendownload joomla (berbagai versi) kemudian aktifkan php+my sqlnya, copykan file mentahan joomla di folder htdocs. kemudian ubah nama folder tersebut misalnya menjadi website saya. Kemudian buka browser internet, ketikan nama localhost/website saya. Kemudian akan muncul instalasi joomla, dan mulailah ikuti petunjuk yang ada.

Selanjutnya bila kita membuat CMS Joomla untuk dipublikasikan di Internet. Kita harus menyewa perusahaan hosting dengen fitur fantasticonya, nah disitu kita tinggal melakukan instalasinya. Cukup mudah untuk membuat sebuah website dengan CMS Joomla ini, tetapi agar website CMS Joomla ini berkesan wah!! dan template maupun design-designnya kita harus memahami sedikit mengenai web design dan beberapa script pemograman.

Terakhir Murah, Membangun website CMS Joomla tidak perlu memerlukan biaya yang sangat mahal. Karena CMS Joomla ini bersifat Open Source (gratis) untuk menambah fitur-fitur lainnya pun ada yang bersifat open source dan berbayar.
thumbnail Title: Joomla
Posted by:egggggggg
Published :2008-09-03T17:26:00-07:00
Rating: 5
Reviewer: 999999 Reviews
Joomla

Perencanaan dan Perekrutan SDM

Berhubungan dengan kegiatan pekerjaan saya seputar Personalia dan Sumber Daya Manusia di kantor, saya coba posting salah satu makalah yang disadur dari berbagai sumber dengan tema perencanaan dan perekrutan SDM....



PERENCANAAN DAN PEREKRUTAN SDM

Pengertian Perencanaan SDM

Perencanaan adalah proses penentuan langkah-langkah yag akan dilakukan di masa yang akan datang. Disebut juga sebagai proses pengambilan keputusan sekarang untuk sesuatu hal yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang.

Posisi perencanan terletak pada awal sekali, sebelum kegiatan atau fungsi lain dilakukan dalam kehidupan berkelompok atau berorganisasi. Pelaksanan fungsi-fungsi manajemen lain akan berpijak pada perencanaan yang sudah disusun sebelumnya.

Pentingnya suatu organisasi menyusun perencanaan dalam mencapai tujuannya karena suatu organisasi tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan (dana, waktu tenaga dsb.), untuk mencapai tujuan organisasi yang tidak terbatas. Untuk itu perlu ada pengaturan berupa prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan. Prioritas-prioritas ini disusun dalam bentuk perencanaan.

Perencanaan Sumber Daya Manusia berarti langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengelolaan SDM dalam organisasi atau perusahaan, yaitu berupa pengadaan SDM yang tepat unutk melaksanakan pekerjan yang tepat, dalam waktu yang tepat, sebagai upaya dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.


Dengan adanya Perencanaan SDM banyak manfaat yang dapat diperoleh. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, minimal ada 6 manfaat, yaitu :

1. SDM yang sudah ada dalam organisasi dapat lebih dioptimalkan;
2. Produktivitas kerja SDM yang ada akan dapat lebih ditingkatkan;
3. Kebutuhan SDM masa datang dapat cepat diperkirakan;
4. Informasi tentang SDM dapat selalu tersedia;
5. Pasar tenaga kerja dapat lebih cepat diketahui;
6. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk menyusun program-program pengembangan SDM dalam organisasi.


Tantangan di bidang SDM

Kiranya tidak akan menjadi pernyataan klise apabila dikatakan bahwa perencanaan pada umumnya dan perencanaan SDM khususnya mutlak perlu guna lebih menjamin bahwa setiap organisasi semakin mampu memperhitungkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan organisasi yang bersangkutan di masa di masa depan.

A. Tantangan Eksternal

Adalah berbagai hal yang pertumbuhan dan perkembangannya berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya, akan tetapi harus diperhitungkan karena pertumbuhan dan perkembangan tersebut pasti berpengaruh, baik secara positif maupun negatif, terhadap organisasi. Berbagai tantangan tersebut diidentifikasikan sebagai berikut :

§ Bidang Ekonomi, fluktuasi seperti inflasi, resesi, depresi, tingkat penganguran, tingkat suku bunga, dsb. merupakan aspek-aspek perekonomian yang harus selalu diperhitungkan. Harus diakui bahwa tidak mudah memperhitungkan faktor-faktor tersebut. Alasannya antara lain ialah karena sifat perekonomian dewasa ini yang ditandai oleh ketergantungan bukan hanya pada tingkat domestik, akan tetapi juga pada tingkat, multilateral, regional, dan bahkan global.

§ Bidang Sosial, merupakan kenyataan bahwa selalu terjadi pergeseran nilai-nilai social yang dianut oleh suatu masyarakat. Salah contoh persepsi yang dominan mengenai peranan wanita yang sudah menikah adalah sebagai pendamping suami dan sebagai ibu rumah tangga, bukan selaku pencari nafkah. Pergeseran nilai tersebut terjadi karena merupakan kenyataan bahwa dewasa ini berkat terbukanya kesempatan yang sama bagi pria dan wanita untuk memperoleh pendidikan hingga jenjang tertinggi, semakin banyak wanita karier dalam berbagai bidang profesi. Bahkan tidak sedikit diantara kaum wanita yang berhasil menduduki berbagai jabatan puncak. Artinya, banyak wanita karier yang berkarya dalam aneka ragam organisasi karena keinginan untuk mengabdikan pengetahuannya kepada masyarakat, bangsa dan negeranya dan bukan karena motif mancari nafkah.

§ Bidang Politik, jika terjadi perubahan dalam pemegang kendali kekuasaan pemerintahan negara, baik yang berlangsung secara demokratik; umpamanya berhasilnya organisasi politik tertentu mengalahkan partai yang sedang berkuasadalam pemilihan umum maupun karena terjadinya kudeta baik berdarah mapun tidak atau melalui revolusi, tidak mustahil terjadi perubahan politik, mungkin secara sangat mendasar.

§ Bidang Perundang-undangan, diketahui bahwa eksistensi dan kelangsungan hidup suatu organisasi ditentukan pula oleh ketaatannya kepada berbagai peraturan perundang-undanganyang berlaku. Misalnya di bidang ketenagakerjaan berbagai ketentuan hukum diberlakukan. Kesemuanya itu harus diperhatikan, diperhitungkan dan ditaati yang kesemuanya harus tercermin dalam perencanaan SDM.

§ Bidang Teknologi, tidak dapat dipungkiri bahwa pemanfaatan teknologi secara tepat akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja suatu organisasi. Dalam kaitan ini tantangan yang dihadapi oleh manajer ialah bagaimana memanfaatkan kemajuan dan perkembangan teknologi yang sangat pesat tanpa mengorbankan manusia dalam organisasi.

§ Pesaing, di negara atau masyarakat yang menganut paham ekonomi pasar bebas, persaingan di kalangan dunia usaha merupakan kenyataan hidup. Idealnya persaingan yang terjadi berlangsung secara “fair” antara lain melalui peningkatan mutu produk, harga yang wajar, pelayanan yang memuaskan, kegiatan promosi yang jujur dsb. sehingga para konsumen atau pelanggan tidak merasa diperlakukan hanya sebagai “pion” dalam permainan para pengusaha yang dengan segala cara ingin meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.


B. Tantangan Internal

§ Rencana Strategik, sesungguhnya setiap keputusan yang diambil oleh manajemen pasti berpengaruh pada perencanaan dan pemanfaatan sumber daya manusia. Berarti semakin tinggi nilai setrategik suatu keputusan, semakin besar pula pengaruhnya terhadap SDm yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Suatu rencana strategic misalnya; menentukan arah yang hendak ditempuh dimasa depan dikaitkan dengan berbagai hal seperti tingkat pertumbuhan yang ingin dicapai, barang atau jasa baru yang ingin dihasilkan, pangsa pasar yang hendak dikuasai.

§ Anggaran, telah umum diketahui bahwa anggaran merupakan program kerja suatu organisasi untuk satu kurun waktu tertentu yag dinyatakan dalam jumlah uang. Berarti bahwa dalam arti yang sebenar-benarnya, anggaran merupakan cermin dari komitmen manajemen terhadap usaha pencapaian sasaran yang telah ditentukan.

§ Estimasi Produksi dan Penjualan, dalam menentukan rencana produksi dan volume penjualan, banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh pimpinan suatu organisasi niaga. Selera konsumen atau pelanggan, situasi persaingan, kondisi perekonomian, jenuh tidaknya pasar adalah beberapa contoh.

§ Rancang Bangun Organisasi dan Tugas Pekerjaan, salah satu konsekuensi logis dari berbagai faktor yang telah dikemukakan di atas sebagai tantangan ialah sering perlunya restrukturisasi organisasi. Restrukturisasi organisasi dapat menyangkut berbagai hal seperti perubahan tipe organisasi yang digunakan, misalnya dari tipe lini menjadi tipe lini dan staf atau tipe lainnya yan dipandang cocok; perubahan dalam jumlah jenjang jabatan, baik struktural maupun fungsional, yang dapat berarti penambahan, akan tetapi mungkin pula berarti pengurangan.

§ Usaha Baru, jika manajemen memutuskan untuk berkecimpung dalam bidang usaha yang sama sekali baru, pengaruhnya terhadap perencanaan SDM menjadi tidak terelakan. Akibat tersebut dapat mengambil dua bentuk, yaitu dapat berlangsung dengan bertahap, alkan tetapi mungkin pula menuntut penanganan secara cepat.


Situasi Ketenagakerjaan Internal

Dapat dipastikan bahwa situasi ketenagakerjaan internal itu tidak berada pada posisi statik. Berbagai faktor penyebabnya, antara lain ialah pemensiunan, adanya pegawai yang berhenti bukan karena pemensiunan, karena terjadi pemutusan hubungan kerja, ada pegawai yang meninggal dan karena ada karyawan yang mengambil cuti panjang di luar tanggungan organisasi.

§ Pemensiunan, karena terjadinya proses alamiah yang tidak mungkin dicegah, setiap pekerja pada saat tertentu akan mencapai usia pensiun. Dalam teori MSDM pada dasarnya dikenal dua jenis pemensiunan, yaitu pemensiunan sukarela dan pemensiunan yang diharuskan. Pemensiunan sukarela diberlakukan karena satu dari dua kemungkinan :

1. apabila ada anggota organisasi yang minta berhenti dari organisasi dengan hak pensiun terlepas dari alasan yang diberikan untuk mengajukan permintaan tersebut.

2. karena berbagai pertimbangan organisasi mendorong karyawannya untuk segera memasuki masa pensiun dengan memperoleh hak-hak pensiun tertentu pula.

Bentuk pemensiunan yang lain ialah pensiunan yang diharuskan. Artinya, dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku umum atau ketentuan yang hanya berlaku bagi para pekerja dalam suatu organisasi tertentu saja, ditetapkan batas umur masa aktif para pekerja. Berarti setiap orang yang mencapai umur tersebut harus memasuki masa pensiun.

Implikasi kenyataan itu terhadap perencanaan sumber daya manusia antara lain adalah bahwa perencaaan itu harus dilakukan sedemikian rupa sehingga :

1. para pekerja yang segera memasuki masa pensiun benar-benar siap untuk itu, terutama dalam hal mental dan finansial;

2. dalam pada itu tidak terjad kekosongan jabatan dalam arti siapnya tenaga-tenaga yang lebih muda unutk mengisi lowongan yang terjadi.

Untuk kepentingan inilah sistem informasi ketenagakerjaan mutlak perlu dikembangkan dan dipelihara dengan sebaik-baiknya.

§ Pemberhentian, satu hal yang tidak mungkin dicegah dan pasti selalu terjadi dalam kehidupan organisasional ialah adanya pekerja yang mengajukan permohonan berhenti. Tentunya berbagai alasan digunakan untuk pengajuan permohonan seperti itu, seperti alasan pribadi, pertimbangan keluarga atau karena pindah bekerja ke tempat atau organisasi lain.

§ Pemutusan Hubungan Kerja, pada dasarnya pemutusan hubungan kerja merupakan tindakan yang sejauh mungkin harus diusahakan jangan sampai terjadi. Akan tetapi pengalaman menunjukan bahwa pemutusan hubungan kerja sering tidak terelakan, bahkan sering terjadi. Di antara sekian banyak alasannya, beberapa yang menonjol adalah :

a. dalam hal terjadinya kemunduran dalam kehidupan organisasi;

b. terjadinya penciutan oragansasi;

c. pengenaan sanksi berat terhadap para pekerja yang berbuat tindakan atau berperilaku negatif.

a. Cuti Panjang, dewasa ini dikenal dua bentuk cuti panjang :

1. sabbatical, yaitu suatu bentuk cuti panjang yang biasanya diberikan oleh organisasi kepada pegawainya yang telah bekerja terus-menerus untuk satu kurun waktu yang panjang dengan prestasi yang memuaskan;

2. cuti diluar tanggungan organisasi yang memperkerjakannya. Dalam hal demikian biasanya tiga hal terjadi, yaitu :

a. semua penghasilan yang bersangkutan diberhentikan;

b. masa cuti panjang tidak diperhitungkan dalam masa kerja;

c. tidak ada jaminan bahwa akan ada jabatan bagi yang bersangkutan apabila kembali dari cuti panjangnya itu.


(Disadur dari berbagai sumber)
thumbnail Title: Perencanaan dan Perekrutan SDM
Posted by:egggggggg
Published :2008-09-03T17:05:00-07:00
Rating: 5
Reviewer: 999999 Reviews
Perencanaan dan Perekrutan SDM


Paket Wisata Bandung Murah

Paket Wisata Bandung Murah
Paket Wisata Bandung Murah